BAB II
LANDASAN
TEORI
2.1.
Konsep
Dasar Sistem
Sistem adalah suatu
kumpulan atau himpunan dari unsur-unsur komponen atau variabel-variabel yang
terorganisir, saling berinteraksi dan saling ketergantungan antara yang satu
dengan yang lainnya.Unsur-unsur yang mewakili suatu sistem secara umum adalah
masukkan (input), pengolahan (process), dan keluaran (output). Suatu sistem senantiasa tidak
terlepas dari lingkungan sekitarnya maka umpan balik (feedback) di samping dapat berasal dari output, juga dapat berasal dari lingkungan sistem tersebut.
2.1.1. Pengertian
Sistem
Perusahaan dalam menjalankan
usahanya memerlukan informasi yang akurat dan tepat waktu. Untuk mengetahui informasi tersebut perusahaan
harus membuat sistem yang dirancang dan dilaksanakan dengan tepat dan baik. Sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsur
yang erat hubungannya satu dengan yang lain, yang berfungsi bersama-sama untuk
mencapai tujuan tertentu. Pengertian sistem yang menekankan pada
prosedurnya menurut Jerry Fitz Gerald dalam Jogiyanto (2005:1) bahwa ”Sistem
adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan,
berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan
suatu sasaran tertentu”. Selain itu menurut Sutabri (2004:9) definisi sistem
adalah “Sekelompok unsur yang erat hubungannya satu dengan yang lain, yang
berfungsi bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu”.
Didalam suatu sistem terdapat dua
kelompok pendekatan didalam mendefinisikan sistem yaitu :
1.
Sistem
menurut Frederick H. Wu dalam Jogiyanto (2005:2) bahwa “Sistem adalah
kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu”.
2.
Suatu sistem mempunyai maksud tertentu. Ada yang
menyebutkan maksud dari suatu sistem adalah untuk mencapai suatu tujuan (goal) dan ada juga yang menyebutkan
bahwa sistem adalah untuk mencapai suatu sasaran (objectives). Goal
biasanya dihubungkan dengan ruang lingkup yang lebih luas dan objectives berada dalam ruang lingkup
yang lebih sempit.
2.1.2. Karakteristik
Sistem
Model umum sebuah sistem terdiri dari input,
proses, dan output. Hal ini merupakan konsep sebuah sistem yang sangat
sederhana mengingat sebuah sistem dapat mempunyai beberapa masukan dan keluaran
sekaligus. Selain itu sebuah sistem juga memiliki karakteristik atau sifat-sifat
tertentu, yang mencirikan bahwa hal tersebut bisa dikatakan sebagai suatu
sistem. Adapun karakteristik yang dimaksud adalah sebagai berikut :
1.
Komponen
sistem ( Component )
Sistem terdiri
dari kerangka-kerangka atau komponen yang saling berinteraksi dan bekerjasama
untuk membentuk satu kesatuan. Komponen tersebut dapat berupa subsistem.
Setiap subsistem
memiliki sifat-sifat dari sistem yang menjalankan suatu fungsi dan mempengaruhi
sistem secara keseluruhan. Suatu sistem dapat memiliki sistem yang lebih besar
dan disebut supra sistem.
2.
Batasan sistem (
Boundary )
Batasan sistem
atau ruang lingkup adalah daerah yang membatasi sistem dengan lingkungan
luarnya. Batasan sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai suatu
satu kesatuan.
3.
Lingkungan Luar Sistem ( Environment )
Lingkungan luar
sistem adalah hal-hal yang ada diluar batas sistem yang mempengaruhi operasi
sistem. Lingkungan luar dapat bersifat menguntungkan adalah energi dari sistem
yang harus dijaga dan dipelihara, sedangkan lingkungan luar yang merugikan
harus dikendalikan, agar tidak mengganggu kelangsungan sistem.
4.
Penghubung Sistem ( Interface )
Penghubung
sistem adalah media yang menghubungkan antara satu subsistem dengan subsistem
yang lain, untuk memungkinkan mengalirnya sumber daya-sumber daya antar suatu
subsistem.
5.
Masukan
Sistem ( Input )
Masukan sistem
merupakan energi yang dimasukan kedalam sistem. Masukan dapat berupa perawatan (maintenance input) dan sinyal (Signal input). Maintenance input adalah energi yang dimasukan agar sistem
tersebut dapat beroperasi. Signal
input adalah energi yang
diproses dan menghasilkan keluaran.
6.
Keluaran
Sistem (Output)
Keluaran sistem
merupakan hasil dari energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran
yang berguna dan juga merupakan masukan bagi subsistem yang lain.
7.
Pengolah
Sistem (Process)
Pengolah sistem
adalah bentuk pengolahan yang akan merubah masukan menjadi keluaran.
8.
Sasaran
Sistem (Objectives and Goal)
Suatu sistem
harus mempunyai sasaran, dimana sangat menentukan masukan yang dibutuhkan dan
keluaran yang akan dihasilkan oleh sistem. Sasaran sistem mempunyai kepastian dan bersifat deterministik.
2.1.3. Klasifikasi
Sistem
Setiap sistem berbeda-beda, karena
itu sistem memiliki klasifikasi/dapat diklasifikasikan kedalam beberapa bagian
antara lain :
1.
Sistem Abstrak (abstract
system)
Sistem yang berupa pemikiran atau ide-ide yang tampak
secara fisik. Misalnya sistem teologia, yaitu sistem pemikiran-pemikiran
hubungan antara manusia dengan tuhannya.
2.
Sisitem Fisik (physical
system)
Sistem yang ada atau nampak
secara fisik. Misalnya sistem computer, sistem akuntansi sistem produksi dan
lain sebagainya.
3.
Sistem Alamiah ( natural
system)
Sistem yang terjadi melalui proses alam, tidak dibuat
manusi. Misalnya sistem perputaran bumi.
4.
Sistem Buatan Manusia (human made system)
Sistem yang dirancang dan dibuat oleh manusia. Sistem
buatan manusia yang melibatkan menuasia dengan mesin disebut dengan
human-machine atau man-machine system.
5.
Sistem tertentu (determinitic
system)
Sistem yang beroperasi dengan tingkah laku yang sudah
dapat diprediksi. Misalnya sistem computer, karena tingkah lakunya dapat
dipastikan berdasarkan program-program yang dijalankan.
6.
Sistem tak tentu (probalistik
sytem) adalah sistem yang kondisi masa depannya tidak dapat diprediksi sebelumnya
karena mangandung unsure perobalitas.
7.
Sistem tertutup (closed
system)
Sistem yang tidak berhubungan dan terpengaruh dengan
lingkungan luarnya. Sistem ini bekerja secara otomatis tanpa adanya turut
campur tangan dari pihak luarnya. Secara teoritis sistem tertutup ini ada,
tetapi kenyataannya tidak ada sistem yang benar-benar tertutup yang ada
hanyalah sistem relative tertutup (relatively closed system).
8.
Sistem terbuka (open
system)
Sistem yang berhubungan dan terpengaruh degan
lingkungan luarnya. Sistem ini menerima masukan dan menghasilkan keluaran untuk
lingkungan luar atau subsistem yang lainnya.
2.1.4. Daur
Hidup Sistem
Siklus hidup sistem terdiri dari serangkaian tugas
yang erat mengikuti langkah-langkah pendekatan sistem, karena tugas-tugas
tersebut mengikuti pola yang teratur dan dilakukan secara Top Down. Siklus hidup sistem sering disebut sebagai pendekatan air
terjun (Waterfall Approach) bagi pembangunan dan
pengembangan sistem. Pembangunan sistem
hanyalah salah satu dari rangkaian daur
hidup suatu sistem. Meskipun demikian proses ini merupakan aspek yang sangat
penting.
Daur hidup sistem terdiri dari beberapa fase antara lain :
1.
Mengenali
Adanya Kebutuhan
Sebelum segala sesuatunya terjadi, timbul
suatu kebutuhan atau problem yang harus dapat dikenali sebagaimana adanya,
Kebutuhan dapat terjadi sebagai hasil perkembangan dari organisasi dan volume
yang meningkat melalui kapasitas dari sistem yang ada. Semua kebutuhan ini
harus dapat didefinisikan dengan jelas, tanpa adanya kejelasan dari kebutuhan
yang ada maka pembangunan sistem akan kehilangan arah serta efektifitasnya.
2.
Pembangunan
Sistem
Pembangunan sistem merupakan suatu proses
yang harus diikuti untuk menganalisa kebutuhan yang timbul dan membangun suatu
sistem untuk dapat memenuhi kebutuhan tersebut.
3.
Pemasangan
Sistem
Setelah tahap
pembangunan sistem selesai, maka sistem akan dioperasikan. Pemasangan sistem
merupakan tahap yang penting dalam daur hidup sistem, dimana peralihan dari
tahap pembangunan menuju tahap operasional terjadi, pemasangan sistem
sebenarnya merupakan langkah akhir dari pembangunan sistem.
4.
Pengoperasian
Sistem
Program-program komputer dan
prosedur-prosedur pengoperasian yang membentuk suatu sistem informasi semuanya
bersifat statis, sedangkan organisasi yang ditunjang bersifat dinamis, hal
tersebut disebabkan oleh pertumbuhan kegiatan bisnis. Oleh karena itu sistem
harus diperbaiki atau diperbaharui.
5.
Sistem Menjadi Usang
Terkadang perubahan
sistem dapat terjadi begitu drastis, sehingga tidak dapat diatasi dengan hanya
melakukan perbaikan pada sistem yang berjalan. Namun secara ekonomis dan
teknis, sistem yang tidak layak lagi untuk dioperasikan dapat diganti dengan
sistem yang baru.
2.1.5. Pengertian Informasi
Informasi merupakan hal yang
sangat penting bagi manajemen dalam mengambil keputusan. Sedangkan Informasi
adalah data yang diolah sehingga menjadi bentuk yang lebih berguna dan
bermanfaat bagi yang menerimanya. Menurut Jogiyanto (2005:8) bahwa “Informasi
adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti
bagi yang menerimanya”. Informasi dapat dikelompokkan menjadi tiga bagian,
yaitu :
Informasi
dapat dikelompokkan menjadi tiga bagian, yaitu :
1.
Informasi Strategis
Informasi
ini digunakan untuk mengambil keputusan jangka panjang. Mencakup informasi eksternal,
rencana perluasan perusahaan, dan sebagainya.
2.
Informasi Taktis
Informasi
ini dibutuhkan untuk mengambil keputusan jangka menengah, seperti informasi
trend penjualan yang dapat dimanfaatkan untuk menyusun rencana penjualan.
3.
Informasi Teknis
Informasi
ini dibutuhkan untuk keperluan operasional sehari-hari, seperti informasi
persediaan stock, retur penjualan dan laporan kas harian.
Kualitas dari suatu informasi (quality of information)
tergantung dari empat dimensi dasar informasi yang saling mendukung dan
berhubungan antara satu dengan yang lainnya dan harus disediakan oleh pengelola
informasi yaitu seperti yang akan dijelaskan dibawah ini :
1.
Relevan (relevance)
Yaitu informasi harus berkaitan dengan masalah yang ada dan informasi
tersebut harus mempunyai manfaat untuk pemakainya. Relevansi informasi untuk
tiap-tiap orang satu dengan yang lainnya berbeda.
Misalnya informasi mengenai sebab akibat kerusakan mesin produksi kepada
akuntan adalah kurang relevan dan akan lebih relevan bila ditunjuk pada ahli
teknik perusahaan dan sebaliknya.
2.
Akurat (accurate)
Yaitu informasi yang disediakan harus akurat dan sesuai dengan keinginan
pemakai (user) dan bebas dari kesalahan-kesalahan, tidak bias dan
menyesatkan. Akurasi juga berarti informasi harus jelas mencerminkan maksudnya.
Informasi harus akurat karena dari sumber informasi sampai ke penerima
informasi kemungkinan banyak terjadi gangguan (noise) yang dapat merubah
atau merusak informasi tersebut.
3.
Ketepatan Waktu (temeliness)
Yaitu informasi harus tersedia untuk pemecahan masalah sebelum situasi
kritis menjadi tidak terkendali atau kesempatan hilang. Informasi yang sudah
usang tidak mempunyai nilai lagi karena informasi merupakan landasan didalam
mengambil keputusan, bila pengambilan keputusan terlambat maka berakibat fatal
bagi informasi.
4.
Kelengkapan
Yaitu informasi yang disajikan harus memberikan gambaran lengkap dari
suatu masalah atau dari suatu penyelesaian.
Nilai dari
informasi (Value of Information)
ditentukan dari dua hal, yaitu manfaat dan biaya mendapatkannya. Suatu informasi
dikatakan bernilai bila manfaatnya lebih efektif dibandingkan dengan biaya
mendapatkannya. Nilai informasi didasarkan atas 10 (sepuluh) sifat, yaitu:
1)
Mudah
diperoleh
2)
Luas
dan lengkap
3)
Ketelitian
4) Kecocokan
5)
Ketepatan
waktu
6)
Kejelasan
7)
Keluwesan
8)
Dapat
dibuktikan
9)
Tidak
ada prasangka
10)
Dapat
diukur
2.1.6. Pengertian Sistem Informasi
Sistem Informasi adalah suatu sistem di dalam
suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian,
mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu
organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang
diperlukan.
Menurut Robert A.
Leitch dan K. Roscoe Davis dalam Jogiyanto (2005:11) mengemukakan bahwa “Sistem
Informasi adalah suatu sistem didalam suatu organisasi yang mempertemukan
kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial
dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu
dengan laporan-laporan yang diperlukan”. Komponen bangunan sistem informasi terdiri dari enam blok, yaitu:
1.
Blok
Masukan (Input Block)
Masukan
adalah data yang dimasukkann ke alam sistem informsai beserta metode dan media
yang digunakan untuk menangkap dan memasukkan data tersebut ke dalam sistem.
2.
Blok
Model (Model Block)
Blok model
terdiri dari logic mathematical models
yang mengolah masukan dan data yang disimpan, dengan berbagai macam cara, untuk
memproduksi hasil yang dikehendaki atau keluaran.
3.
Blok
Keluaran (Output Block)
Produk suatu
sistem informasi adalah keluaran yang berupa informasi yang bermutu dan dokumen
untuk semua tingkat manajemen dan semua pemakai informasi, baik pemakai intern
maupun pemakai luar organisasi.
4.
Blok
Teknologi (technology Block)
Teknologi
menangkap masukan, menjalankan model, menyimpan dan mengakses data,
menghasilkan dan menyampaikan keluaran, serta mengendalikan seluruh sistem.
5.
Blok
Basis Data (Database Block)
Basis data
merupakan tempat untuk menyimpan data yang digunakan untuk melayani kebutuhan
pemakai informasi.
6.
Blok
Pengendali (Control Block)
Pengendali
perlu dirancang dan diterapkan untuk meyakinkan bahwa hal-hal yang dapat
merusak sistem dapat dicegah ataupun bila terlanjur terjadi kesalahan-kesalahan
dapat langsung cepat diatasi. Hal-hal yang dapat merusak sistem seperti, kebakaran,
kecurangan, kegagalan sistem, kesalahan dan penggelapan, penyadapan,
ketidakefisienan dan sabotase.
2.1.7. Pengertian Sistem Informasi Manajemen
Menurut George M. Scott dalam Jogiyanto (2005:14)
mengemukakan bahwa “ Suatu SIM adalah kumpulan dari interaksi-interaksi
sistem-sistem informasi yang menyediakan informasi baik untuk kebutuhan
manajerial maupun kebutuhan operasi”.
Sistem Informasi
Manajemen merupakan suatu sistem yang melakukan fungsi-fungsi untuk menyediakan
semua informasi yang mempengaruhi semua operasi organisasi. Sistem Informasi
Manajemen merupakan kumpulan dari sistem-sistem informasi. Salah satu sistem
yang merupakan bagian dari Sistem Informasi Manajemen adalah Sistem Informasi
Akuntansi.
2.2. Peralatan Pendukung (
Tools System )
Peralatan pendukung
(Tools System) yaitu alat yang
digunakan untuk menggambarkan bentuk logika model dari suatu sistem dengan
menggunakan simbol-simbol, lambang-lambang, diagram-diagram yang menunjukkan
secara tepat arti, dan dalam hal ini Tools
System yang digunakan adalah Diagram Alir Data (Data Flow Diagram), Kamus
Data (Data Dictionary), Normalisasi
File dan Pengkodean.
2.2.1. Diagram Arus Data ( Data Flow Diagram )
Diagram
ini adalah suatu diagram yang menggunakan notasi-notasi atau simbol-simbol
komunikasi dengan pemakaian. Keuntungan
dari diagram alir data adalah menggambarkan sistem dari level yang lebih
rendah. Diagram juga mengambarkan arus dari data sistem yang telah ada
atau sistem baru yang akan dikembangkan secara logika tanpa mempertimbangkan
fisik dimana data tersebut mengalir atau data tersebut akan disimpan.
Simbol-simbol
yang sering digunakan dalam diagram alir data ( Data Flow Diagram ) :
1.
External Entity
( kesatuan luar )
Merupakan kesatuan luar sistem di
lingkungan luar sistem yang berupa orang atau organisasi yang memberikan input
output dalam sistem.
2.
Process (
proses )
Kegiatan
atau kerja orang atau mesin dari hasil suatu arus data yang masuk kedalam suatu
proses untuk dihasilkan arus data yang keluar dari proses.
3.
Data Flow (
Arus Data )
Menunjukan arus dari data yang dapat
berupa masukan untuk sistem atau hasil dari proses sistem.
4.
Data Store (
Simpanan Data )
Simbol
ini digunakan untuk menggambarkan data
flow yang sudah disimpan atau diarsipkan.
Peraturan
dalam penggunaan data flow diagram
adalah :
1.
Dalam
DAD tidak boleh menghubungkan antara external
entity dengan External entity
lainnya secara langsung.
2.
Dalam
DAD tidak boleh menghubungkan antara data
store dengan data store lainnya secara langsung.
3.
Dalam
DAD tidak boleh menghubungkan data store dengan external entity secara langsung.
4.
Setiap proses harus ada data flow yang masuk dan ada juga data flow yang keluar
Teknik
pembuatan DAD digunakan sistematika dari yang umum atau tingkatan yang lebih
tinggi. Dengan uraian yang lebih jelas, lebih detail atau sering disebut dengan
istilah “Top-Down Analysis”.Teknik dalam membuat DAD menggunakan
sistematika sebagai berikut :
1.
Mulai
dari yang umum atau tingkat yang lebih tinggi, kemudian diuraikan secara
detail, atau tingkatan yang lebih rendah.
2.
Jabarkan
proses yang terjadi dalam DAD sedetail mungkin sampai tingkat yang tidak dapat
diuraikan lagi.
3.
Pelihara
konsistensi proses yang terjadi didalam DAD, mulai dari diagram yang
tingkatannya lebih tingi sampai tingkatan yang lebih rendah.
DAD terdiri dari beberapa diagram yang masing-masing
menggambarkan tingkatan proses yang terdapat dalam sistem yang digambarkan.
Penjelasan tentang DAD akan dijelaskan sebagai berikut :
1.
Diagram Konteks
Menggambarkan
sumber serta tujuan data yang akan di proses atau untuk menggambarkan secara
umum dari keseluruhan sistem yang ada.
2.
Diagram Nol
Menggambarkan tahapan proses yang ada
dalam diagram konteks, yang penjabaran lebih terperinci.
3.
Diagram Detail
Menggambarkan arus data secara lebih
mendetail lagi dari tahapan proses yang ada pada diagram nol.
2.2.2.
Kamus Data (
Data Dictionary )
Kamus
data adalah katalog fakta tentang data dan kebutuhan-kebutuhan informasi dari
suatu sistem informasi. Dengan mendefinisikan data yang mengalir pada sistem
secara lengkap. Selain digunakan sebagai alat komunikasi antara sistem analisa
dan pemakai sistem, kamus data juga digunakan untuk merancang input, output
atau laporan dalam database dan di uraikan dalam bentuk notasi.
Fungsi kamus data
adalah :
a.
Alat komunikasi antar user dan programmer
tentang data dalam program.
b.
Untuk merancang input atau output, laporan, serta
database yang digunakan dalam program.
Dalam perancangan sebuah sistem, kamus data dibuat
berdasarkan arus data yang ada di DAD. Dikarenakan arus data bersifat global,
maka keterangan lebih lanjut tentang struktur data dari suatu arus data
diterangkan secara terinci dalam kamus data. Oleh karna itu kamus data harus mencerminkan data yang dicatat,
maka kamus data harus memuat hal-hal sebagai berikut :
1. Nama arus data
Nama arus data menunjukkan nama arus data.
2.
Alias
Alias atau nama lain dari pada data dapat ditulis bila nama lain itu ada.
Alias perlu ditulis karena data yang sama mempunyai nama yang berbeda untuk
orang atau departemen satu dengan yang lainnya.
3.
Bentuk data
Data yang mengalir
dari hasil suatu proses biasanya berbentuk laporan serta dokumen hasil cetakan komputer. Bentuk dari
data yang mengalir ini dapat berupa dokumen dasar atau formulir, dokumen hasil
cetakan komputer, laporan cetak, tampilan di layar monitor, variabel, parameter
dan juga field-field.
4. Arus data
Arus data menunjukan dari mana
data mengalir dan kemana data akan menuju.
5. Penjelasan
Untuk lebih memperjelas
tentang makna dari arus data yang dicatat di kamus data, maka bagian penjelasan
dapat diisi dengan keterangan-keterangan tentang arus data tersebut.
6. Periode
Periode perlu dicatat dalam
kamus data karena dapat digunakan untuk mengidentifikasikan kapan input data
harus di masukan ke dalam sistem, kapan proses dalam program dilakukan dan
kapan laporan-laporan dihasilkan.
7. Volume
Volume yang perlu di catat
dalam kamus data adalah tentang volume rata-rata dan volume puncak dari arus
data. Volume rata-rata menunjukan banyaknya arus data yang mengalir dalam satu
periode tertentu dan volume puncak
menunjukan volume yang terbanyak.
8. Struktur data
Struktur data
menunjukan arus data yang dicatat di kamus data terdiri dari item-item dari
data tersebut.
Kamus
data juga mempunyai suatu bentuk untuk mempersingkat arti dari simbol-simbol
yang dijelaskan, yang disebut notasi. Notasi yang digunakan dibagi
menjadi dua macam yaitu :
1.
Notasi Tipe Data
Notasi
ini digunakan untuk membuat spesifikasi format input maupun output, Notasi yang
umum digunakan antara lain.
Tabel 2.1. Notasi Tipe Data dalam Kamus Data
NOTASI
|
KETERANGAN
|
X
|
Setiap karakter
|
9
|
Angka Numeric
|
A
|
Karakter Alpabet
|
Z
|
Angka nol
ditampilkan sbg spaci kosong
|
.
|
Titik, sebagai pemisah ribuan
|
,
|
Koma, sebagai pemisah pecahan
|
=
|
Hypen, sebagai tanda penghubung
|
/
|
Slash, sebagai tanda pembagi
|
Sumber : (Jogiyanto, 2005:370)
2.
Notasi Struktur Data
Notasi ini digunakan untuk membuat
spesifikasi elemen data. Dimana
notasi yang umum digunakan adalah sebagai berikut :
Tabel
2.2. Notasi Struktur Data
SIMBOL
|
ARTI
|
=
|
Terdiri dari
|
+
|
Dan
|
( )
|
Boleh ada boleh tidak
|
*
|
Keterangan, setelah
tanda ini adalah komentar
|
M{}N
|
Iterasi (Mulai minimum M kali dan maksimum N kali)
|
[ ]
|
Pilih salah satu
|
|
|
Pemisah pilihan didalam tanda [ ]
|
@
|
Petunjuk ( key field )
|
Sumber : (Jogiyanto, 2005:730)
2.2.3.
Normalisasi
File
Menurut Chris Gane dan Trish Sarson
dalam Jogiyanto (2005:403) mendefinisikan bahwa “Normalisasi adalah proses
untuk mengorganisasikan file untuk menghilangkan grup elemen yang
berulang-ulang”. Normalisasi diperkenalkan pertama kali oleh Dr. E.F. Codd pada
tahun 1970.
Ada beberapa macam kunci (Key Function) yang digunakan untuk proses pencarian, penyaringan,
hapus dan lain sebagainya yang biasa digunakan di dalam pengolahan database,
antara lain sebagai berikut :
1. Kunci Calon (Candidate Key)
Satu atribute atau satu set minimal atribute
yang di definisikan secara unik suatu kejadian yang spesifik dari suatu entity.
2.
Kunci Primer (Primary
Key)
Satu atribute atau satu set
minimal atribute yang tidak hanya
mengidentifikasikan secara unik kejadian yang spesifik, akan tetapi juga akan
mewakili setiap kejadian dari entity.
3.
Kunci Alternatif (Alternate
Key)
Kunci kandidat yang tidak dipakai sebagai primary key. Dimana kerap kali kunci alternatif ini dipakai sebagai
kunci pengurut dalam pembuatan laporan.
4.
Kunci tamu (Foreign
key)
Satu atribut atau satu set atribut yang melengkapi hubungan (Relationship) yang menunjukan ke
induknya. kunci tamu di tempatkan pada
entity anak dan sama dengan kunci primer induk di relasikan. Hubungan antara
entity induk dengan anak adalah hubungan satu lawan banyak (One to Many Relationship). Pengertian Relationship adalah
hubungan yang terjadi antara satu entitas atau lebih. Pada masing-masing
relational hubungan antara file direlasikan dengan kunci relasi (Relational
Key) yang merupakan kunci utama dari masing-masing file. Hubungan atribute
yang ada didalam satu atau dua file yaitu :
a. One To One Relationship Dua File
Hubungan antara file pertama
dengan file kedua atau satu berbanding satu.
b. One To Many Relationship Dua File
Hubungan antara file pertama
dengan file kedua atau satu berbanding banyak atau dapat pula dibalik banyak
lawan satu.
c. Many To Many Relationship Dua File
Hubungan
antara file pertama dengan file kedua atau banyak berbanding banyak.
Tahapan-tahapan dalam
normalisasi sebagai berikut :
1) Bentuk Tidak Normal (Unnormalized Form)
Berikut ini merupakan kumpulan
data yang akan di rekam, tidak keharusan
mengikuti suatu format tertentu, dapat saja data tidak lengkap atau
terduplikasi. Data di kumpulkan apa adanya sesuai dengan kedatangannya.
2)
Bentuk Normal Kesatu (1 NF atau First Normal Form)
Bentuk normal ke satu mempunyai ciri yaitu setiap data dibentuk dalam flat file(file datar atau rata). Data
dibentuk dalam satu record demi record dan nilai field berupa “atomic value”
tidak set atribut yang berulang atau atribut bernilai ganda (multivalue). Tiap field
hanya satu pengertian, bukan merupakan kumpulan kata yang mempunyai arti dua. Hanya satu arti saja dan juga bukanlah
pecahan kata sehingga artinya lain.
3) Bentuk Normal Kedua (2 NF atau Second Normal Form)
Bentuk normal kedua mempunyai
syarat yaitu bentuk data telah memenuhi
kriteria bentuk normal kesatu. Atribute
haruslah tergantung pada kunci utama atau primary
key. Sehingga untuk bentuk normal kedua haruslah sudah menentukan kunci
fieldnya, tetapi kunci fieldnya haruslah unik dan dapat mewakili atribute lain yang menjadi anggotanya.
4)
Bentuk Normal Ketiga (3 NF atau Third Normal Form)
Untuk menjadi normal ketiga maka relasi haruslah dalam bentuk kedua dan semua atribute bukan primer dan tidak mempunyai hubungan yang transitif.
Dengan kata lain, setiap atribut bukan kunci haruslah tergantung hanya pada primary key dan pada primary key secara menyeluruh.
5)
Boyce-Codd Normal
Form (BCNF)
Boyce-Codd Normal Form
mempunyai paksaan yang lebih kuat dari bentuk
normal ketiga. Untuk Boyce-Codd
Normal Form, relasi haruslah dalam bentuk kesatu dan setiap atribute harus tergantung kunci pada atribute super key.
Database dibentuk dari kumpulan file. File didalam
pemrosesan aplikasi dapat dikategorikan kedalam beberapa tipe, yaitu :
1.
File Induk (Master
File)
Didalam aplikasi file ini merupakan file yang penting, file ini tetap
terus ada selama hidup dari sistem informasi.
File induk dibedakan menjadi :
a.
File induk acuan (Refrence
Master File)
File induk yang recordnya relatif statis, jarang berubah nilainya.
b.
File induk dinamik (Dynamic
Master File)
File induk yang nilai dari record-recordnya sering berubah atau
sering dimutakhirkan (Up Date) sebagai akibat dari suatu
transaksi.
2. File Transaksi (Transaction File)
File transaksi disebut juga
dengan nama file input (Input File).
File ini digunakan untuk merekam data hasil dari suatu transaksi yang terjadi.
3.
File Laporan (Report
File)
File ini disebut juga dengan nama file output (Output File), yaitu file yang berisi informasi yang akan
ditampilkan.
4.
File Sejarah (History
File)
File sejarah disebut juga nama file arsip (Archival File), yaitu file yang berisi dengan data masa lalu yang
sudah tidak aktif lagi, tetapi perlu disimpan untuk keperluan mendatang.
5.
File Pelindung (Backup
File)
File pelindung merupakan salinan dari
file-file yang masih aktif di database pada suatu saat tertentu. File ini di
gunakan sebagai cadangan atau pelindung bila file database yang aktif rusak
atau hilang.
6.
File Kerja (Working
File)
File kerja disebut juga dengan nama file sementara (Temporary File) atau Scratch
File. File ini dibuat oleh suatu proses program secara sementara karena
memori komputer tidak mencukupi dan dapat berfungsi untuk mempercepat dan
optimalisasi dari pengolahan data.
7.
File Library
Berisi program-program aplikasi atau utility
program. File ini berisi program-program bantu yang dapat berfungsi untuk
mempercepat dan optimalisasi dari pengolahan data.
Akses file (File
Acces) adalah suatu metode yang menunjukkan bagaimana suatu program komputer
akan membaca record-record dari suatu file. File dapat diakses dengan dua cara
:
1.
Metode akses urut (Sequential
Access Method )
Dilakukan dengan membaca atau menulis suatu record di file dan membaca
terlebih dahulu mulai dari record pertama, urut sampai dengan record yang
diinginkan.
2.
Metode akses langsung (Direct Access Method )
Dilakukan dengan cara langsung membaca record pada posisinya, di file
tanpa membaca dari record pertama terlebih dahulu.
Organisasi file diantaranya, yaitu :
1.
File Urut (Sequential
File)
File-file diatur secara berurutan, proses pencarian dimulai dari proses
pertama.
2.
File Urut Berindeks (Index Sequential File)
File-file diatur secara
berurut, pencarian langsung ke tempat yang dituju.
3.
File Akses Langsung (Direct Access File)
File-file diatur secara acak, pencariannya
langsung ke tempat yang dituju.
2.2.4. Struktur Kode
Kode adalah suatu angka frame (Frame Work) yang menggunakan angka atau huruf atau kombinasi angka
dan huruf untuk memberi tanda terhadap klasifikasi sebelumnya yang telah dibuat.
Syarat-syarat yang harus diperhatikan dalam pembuatan
struktur kode adalah sebagai berikut :
1.
Harus Mudah Diingat
Supaya mudah diingat maka, dapat dilakukan dengan cara menghubungkan kode
tersebut dengan obyek yang diwakili dengan kodenya. Misalnya QGX328 untuk mata
kuliah sistem informasi akan sangat sulit untuk diingat. Kode yang terlalu
panjang sebaiknya dipecah menjadi bagian-bagian yang lebih pendek. Misalnya
kode 033614625035 akan mudah diingat bila ditulis 033-614-625-035.
2.
Harus Unik
Kode harus unik untuk masing-masing
item yang diwakilinya. Unik berarti tidak ada kode yang kembar.
3.
Harus Fleksibel
Kode yang fleksibel sehingga memungkinkan perubahan-perubahan atau
penambahan item baru dapat tetap diwakili oleh kode.
4.
Harus Efisien
Kode harus sependek mungkin, selain mudah diingat juga akan efisien bila
direkam di simpanan luar komputer. Misalnya panjang dari kode cukup sepanjang
empat digit saja dan tidak akan efisien bila dipergunakan kode yang lebih dari
empat digit.
5.
Harus Konsisten
Bila memungkinkan, kode harus konsisten dengan kode yang telah
dipergunakan. Misalnya perusahaan hanya membeli barang dagangan dari seorang
pemasok (Supplier) saja, maka dapat
dipergunakan kode-kode barang yang sudah dipergunakan oleh pemasok.
6. Harus Distandarisasi
Kode harus distandarisasi
untuk seluruh tingkatan dan departemen dalam
organisasi. Kode yang tidak standar akan mengakibatkan kebingungan,
salah pengetikan dan dapat cenderung terjadi kesalahan pemakai bagi yang
menggunakan kode tersebut. Misalnya kode untuk jam harus standart dan sama,
yaitu menggunakan dua digit 01 sampai 24.
7. Dihindari Penggunaan Spasi
Spasi di dalam kode sebaiknya
dihindari, karena dapat menyebabkan kesalahan di dalam menggunakannya.
8. Hindari Karakter Yang Mirip
Karakter-karakter yang hampir serupa bentuk dan
bunyi pengucapannya sebaiknya tidak
digunakan dalam kode.
9. Panjang Kode Harus Sama
Masing - masing kode yang
sejenis harus mempunyai panjang kode yang sama.
Tujuan pengkodean antara lain
:
1. Mengidentifikasikan data secara unik.
2.
Meringkas
data.
3. Mengklasifikasikan rekening atau
transaksi.
4. Menyampaikan makna tertentu
Macam-macam Kode :
1. Kode Mnemonik (Mnemonic Code)
Digunakan untuk tujuan supaya
mudah diingat. Kode mnemonik
dibuat dengan dasar singkatan atau mengambil sebagian karakter dari item yang telah
diwakili dengan kode ini. Kebaikan dari kode ini adalah mudah diingat, dan
kelemahannya adalah kode dapat menjadi terlalu panjang.
2. Kode Urut (Sequential Code)
Disebut juga dengan Kode Seri
(Serial Code), merupakan kode yang
nilainya urut antara satu kode dengan kode berikutnya. Kebaikan dari kode ini
adalah sangat sederhana, mudah diterapkan, kode dapat pendek tetapi unik, mudah
dicari jika kodenya sudah diketahui, baik untuk pengendalian, karena kode yang
hilang dapat mudah diketahui. Kelemahannya adalah penambahan kode hanya dapat
ditambahkan pada akhir urutan dan tidak dapat disisipkan, tidak mempunyai dasar
logika tentang informasi item yang diwakilinya, kecuali hanya berdasarkan
urutannnya saja, dan tidak fleksibel bila terjadi perubahan kode.
3. Kode Blok (Block Kode)
Mengklasifikasikan item kedalam
kelompok blok tertentu yang mencerminkan satu klasifikasi tertentu atas dasar
pemakaian maksimum yang diharapkan. Kebaikan dari kode ini adalah nilai dari
kode mempunyai arti, yaitu masuk dalam blok yang sudah tertentu, mudah
diperluas, kode dapat ditambah atau dibuang sebagian. Kelemahannya adalah
panjang kode tergantung dari jumlah bloknya akibatnya kode menjadi cukup
panjang dan kurang mudah diingat.
4. Kode Grup (Group Code)
Kode yang berdasarkan field-field dan
tiap-tiap field kode mempunyai arti.
5.
Kode Desimal (Decimal
Code )
Mengklasifikasikan
kode atas dasar 10 unit angka desimal dimulai dari angka 0 sampai dengan 9 atau
dari 00 sampai dengan 99 tergantung banyaknya kelompok.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar